Pakubuwono XIII, Raja Keraton Solo, wafat pada usia 77 tahun, meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Jawa dan seluruh bangsa Indonesia. Kepergian beliau menandai berakhirnya satu era pelestarian budaya Jawa yang penuh dedikasi dan kebijaksanaan.
Kehidupan dan Kepemimpinan Pakubuwono XIII
Pakubuwono XIII naik takhta sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sejak tahun 2004. Lahir di Surakarta pada 28 Juni 1948, beliau dikenal sebagai sosok yang rendah hati, bijak, dan berkomitmen menjaga nilai-nilai tradisi Jawa.
Dalam masa kepemimpinannya, beliau menghidupkan kembali berbagai kegiatan adat seperti kirab pusaka, Sekaten, dan Tingalan Dalem Jumenengan. Langkah-langkah ini menjadikan Keraton Surakarta tetap relevan di tengah modernisasi.
Riwayat Sakit dan Kabar Duka
Beberapa bulan terakhir, Pakubuwono XIII menjalani perawatan intensif akibat komplikasi penyakit, termasuk gula darah tinggi dan penurunan kondisi fisik. Beliau menghembuskan napas terakhir pada Ahad pagi, 2 November 2025 pukul 07.30 WIB, di salah satu rumah sakit di Sukoharjo. Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh pihak keluarga Keraton, disambut dengan tangis haru para abdi dalem dan masyarakat.
Prosesi Pemulangan dan Pemakaman Sang Raja
Jenazah Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII tiba di Keraton Surakarta dengan iring-iringan adat yang khidmat. Suasana duka menyelimuti kompleks keraton, di mana kerabat, abdi dalem, dan masyarakat turut memberikan penghormatan terakhir. Prosesi pemakaman adat Keraton akan dilaksanakan di Makam Raja Imogiri, Yogyakarta, pada Rabu, 5 November 2025. Upacara dilakukan sesuai tata cara tradisi keraton, disertai doa dan penghormatan adat Jawa.
Warisan dan Dedikasi untuk Budaya Jawa
Semasa hidupnya, Pakubuwono XIII dikenal sebagai penjaga warisan budaya Jawa yang teguh dan konsisten. Beberapa warisan penting yang ditinggalkannya antara lain:
- Menguatkan fungsi Keraton Surakarta sebagai pusat edukasi budaya dan sejarah Jawa.
- Mengajak generasi muda untuk mencintai dan melestarikan kesenian tradisional Jawa.
- Menjaga upacara adat seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Tingalan Dalem agar tetap dikenal luas.
- Membangun kolaborasi antara Keraton, seniman, dan pemerintah daerah untuk memperluas pengaruh budaya di era modern.
Tantangan dan Harapan Setelah Kepergian Raja
Kepergian Pakubuwono XIII meninggalkan tanggung jawab besar bagi penerus Keraton. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:
- Menentukan penerus takhta Keraton Surakarta secara sah dan sesuai adat.
- Melanjutkan visi pelestarian budaya Jawa yang diwariskan beliau.
- Menjaga peran Keraton Surakarta agar tetap menjadi pusat budaya yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Masyarakat berharap Keraton Surakarta tetap menjadi simbol kebijaksanaan dan keluhuran budaya Jawa, seperti yang diwariskan oleh Pakubuwono XIII semasa hidupnya.
Kepergian Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII bukan sekadar kehilangan seorang pemimpin, melainkan berakhirnya era penting dalam sejarah kebudayaan Jawa. Warisan beliau berupa dedikasi terhadap tradisi, kesenian, dan nilai luhur budaya akan terus menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
Pakubuwono XIII akan dikenang sebagai Raja yang menjaga warisan leluhur dengan hati dan keteguhan, sosok yang menjembatani masa lalu dan masa depan budaya Jawa.









